Hati-Hati Pemerasan Berkedok Tiket di Terminal Kampung Rambutan

Kalau selama ini saya cuma mendengar cerita dari orang dan tahu dari berita tentang ulah para calo di terminal bis, pada hari sabtu tanggal 8 oktober 2011 di terminal kampung rambutan, akhirnya saya merasakan juga menjadi korban para calo. karena saya tak ingin orang lain menjadi korban, maka saya menulis pengalaman saya ini.

Pagi itu, saya untuk pertama kali pergi ke terminal kampung rambutan untuk mengantar abang saya pergi ke kota Tegal, pertama masuk terminal saya langsung memarkirkan motor di tempat parkir motor, awalnya yang ada dalam benak saya, terminal sekarang sudah aman, dan tidak terlalu banyak penipu dan premanisme seperti awal reformasi, namun ternyata pikiran saya salah. begitu masuk area terminal saya menerima telepon dari teman, dan tidak memerhatikan apa yang terjadi, tiba tiba kaka saya sudah di ajak oleh orang berpakaian warna hitam campur biru toska, bertuliskan nama sebuah PO, namun saya tidak ingat apa nama PO nya.

Kemudian kita di antarkan pada sebuah loket, dan di serahkan pada seorang berpakaian bebas yang berdiri di depan loket, lalu dia menanyakan jurusan bis-nya, dan kaka saya menyerahkan uang 100ribu rupiah, ketika kami menanyakan harganya, tiba-tiba dia bilang harga tiketnya 95000, kami terkejut dengan nominal harga yang disebutkan, karena normalnya harga tiket bis untuk jurusan tegal sekitar 35ribu – 50 ribu,dalam benak saya pasti kami telah di tipu, dan ketika kaka saya mengatakan untuk membatalkan pembelian tiket, orang itu dengan muka menantang mengatakan bahwa tiket nya tidak boleh di batalkan.


Sebenarnya kami ingin melawan, cuma karena melihat teman-teman di sekelilingnya banyak dan memasang wajah garang, kami pun menngurungkan niat kami untuk melawan, karena pasti resikonya besar, setelah menunggu beberapa lama, bis pun tak knjung datang, kaka saya mencoba menanyakan pada orang yang tadi menjual tiket kepada kami, namun jawabanya “sebentar lagi”, begitu terus jawabannya, kami pikir pasti orang itu telah menipu kami, dan akhirnya kaka saya pun kembali ke parkiran motor, dan merelakan tiket yang dibeli seharga 95ribu tadi.

Sesampainya di tempat parkir, kami mencoba menceritakan apa yang kami alami, dan penjaga parkir motorpun mengatakan memang banyak calo yang melakukan kecurangan dan memeras penumpang yang terlihat “baru” di terminal, dia memberi saran seharusnya langsung naik ke bis tujuan dan beli tiket di atas bis, jangan ke loket apalagi mau di ajak oleh calo di terminal, lalu kaka saya memilih untuk menaiki bis dari luar terminal. dan ternyata benar jika langsung naik ke bis harganya sesuai.
berikut tips dari pengalaman saya :
  • sebelumnya pastikan PO bis apa yang akan kita gunakan, jauh sebelum kita memasuki terminal.
  • ketika memasuki area terminal, jangan ekspresikan kita sedang kebingungan
  • jangan pernah mau di ajak oleh siapapun yang mengarahkan kita untuk menggunakan PO tertentu
  • langsung naik ke bis yang akan kita tumpangi, belilah tiket di atas bis
  • selalu waspada
Namun sebaiknya anda tidak usah datang ke terminal jika memang anda tahu dimana lokasi agen bus PO pilihan anda, karena lebih aman jika menggunakan agen bus. Tiket yang waktu itu di berikan oleh calo sialan di kampung rambutan kepada kaka saya bertuliskan PO antar jaya, saya harap, jika pihak PO antar jaya melihat tulisan saya, agar menindak petugas loket anda, karena saya yakin ada kerjasama untuk memeras dan menipu penumpang. dan juga kepada pihak PO yang lain agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan loketnya terutama di terminal-terminal yang rawan.akhirnya sekarang saya tahu, kenapa makin banyak terminal bayangan, alasannya, yah karena pengguna jasa PO lebih memilih mencari aman dan merasa lebih aman di terminal bayangan/agen bus. dan semoga pihak terkait ( dishub/pengelola teminal/polisi) agar menindak premanisme tersembunyi di terminal. 

semoga Indonesia menjadi lebih baik.
Sumber: https://akusia.wordpress.com/
.
.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top